Wednesday, July 21, 2010

Sunday, July 4, 2010


Besok aku pergi noah.....
aku tak pernah tau bagaimana cara yang bijak menyampaikan ini padamu

Friday, July 2, 2010

sepekan sebelum hari ini Noah.....
tepat lima tahun sudah kamu hanya meraba untuk mengenaliku, aku tak pernah lekang untuk meminta maaf padamu atas itu, walaupun mungkin bukan aku yang mengambil semua warna yang seharusnya menjambangi kornea indahmu. kebisuanmu atas waktu yang membuatku berpikir semua tak pernah terlalu sia-sia untuk kulalui bersamamu, kutiupkan lilin kue ulang tahunku untuk kamu, semoga kamu bisa menciumi kebahagiaanku tepat beberapa puluh senti jarak di bangku taman yang penuh kugambari wajahmu. Selamat ulang tahun untukku, kau cukup tersenyum Noah.....itu cukup sebagai hadiah terindah hari ini....

Thursday, July 1, 2010


Aku membeli dua buku yang sama, agar kita bisa saling berbagi cerita, karena rentang waktu yang kita hirup bersama tak juga bisa menciptakan bahasa yang tepat untuk membuat kau mengerti bahwa aku membutuhkanmu. Empat tahun kurang satu menit sudah aku selalu tak tahu apa yang harus kuberikan padamu menjelang pukul dua belas malam menjelang pergantian umurmu. Satu detik di depan toko cokelat cukup membuatku takut akan omelanmu karena efek gemuk yang akan meruntuhkan program diet yang mengungkung kebebasan wanita itu beberapa tahun belakangan ini. Ungu muda anggrek di etalase toko bunga itu tak juga membuatku lega, karena ia tak punya bahasa yang cukup elegan untuk membuatmu tersenyum dan berkata terima kasih.
mungkin segelas teh hijau di pinggir pantai sambil menghitung jajaran bintang adalah hal terindah yang akan membuatmu bersandar manja di pundakku, tapi kau tahu wanita itu tak pernah punya waktu untuk sekedar dua jam di pantai bersamaku. Aku hanya menikmati sepuluh menit di malam minggumu tanpa tumpukan bon yang harus dipindahkan ke buku laporan, hanya untuk sekedar menikmati wajahmu yang cantik berbaur dengan peluh, sepuluh menit di ujung sabtu kuhabiskan hanya untuk memuji program dietmu yang mungkin hanya mengurangi satu persen dari bobot pipimu, dan itu cukup untuk membuatmu terdiam dan memandangi wajah di dalam spion motorku.
Kini tepat satu menit sebelum pukul dua belas di hari kelahiranmu yang sudah berulang dua puluh tujuh kali tanpa henti, hanya sekedar untuk mengetuk pintumu saja aku ragu, aktifitas yang berat mungkin telah melelapkan matamu dengan rambu jangan diganggu. tapi aku tak mau menunggu tahun depan untuk merasa menjadi laki-laki berarti dan tak pernah lupa untuk menjadi orang yang serba pertama untukmu. Aku membisikan namamu berulang dengan pelan sambil memegangi buku untukmu yang kubungkus seadanya sepulang aku kerja, dan berharap kamu menengok ke arah luar rumahmu dari balik jendela dan menyadari laki-laki ini sudah berdiri untukmu dari sepuluh menit yang lalu.
Satu menit itu habis wanita, selamat ulang tahun......kuletakan dengan ragu buku itu di depan pintu, seiring dengan pagar besi yang mulai terbuka olehmu dan seorang laki-laki yang memeluk erat pinggangmu. Aku pulang....biarkan buku itu yang bercerita tentang sepuluh menit yang kulalui dengan bayangan-bayangan indah tentangmu, empat tahun sudah, cukup untuk aku sadari bahwa aku sama sekali tak tahu banyak tentangmu....bahkan untuk tahu bahwa yang kau inginkan hadir di ulang tahunmu bukan aku. bintang......antar aku pulang......
 
Copyright (c) 2010 karma sang fajar. Design by Wordpress Themes.

Themes Lovers, Download Blogger Templates And Blogger Templates.