Monday, December 14, 2009

Untukmu mahluk indah bernama wanita.......
waktu itu langit cerah seperti hari ini
waktu itu juga aku bahagia seperti ini
waktu itu juga aku menggenggam puisi ini seperti hari ini
namun hari itu jelas aku tak tersenyum seperti hari ini
tubuhku yang tiba-tiba terasa kecil di hadapanmu bercampur takut yang teramat sangat
senyum hari itu hanya untuk membuatmu merasa bahwa kau sangat istimewa
aku pernah bahagia......dan itu bukan cerita
dan hari inipun aku bahagia.....dan kupikir tak perlu kusampaikan padamu lewat cerita
kau pernah memberi bahagia bagai tunas yang menemukan inang dimana ia akan berkembang
kau pernah memberi nyawa kepada mahluk bernama mimpi
mimpi yang sama berulang setiap malam datang
nafas pertama yang kau hembuskan dengan anggukan
nafas yang kuhirup tanpa keinginan untuk menanyakan alasan
alasan kenapa mimpi itu harus hidup untuk kita
wanita.......
dulu ada ribuan rencana......
untukmu.....untukku....untuk waktu yang selalu kumulai dengan kumandang namamu
untuk lembar puisi yang tak sempat juga kuberi
untuk seribu alasan yang kuharap kau akan mengerti
alasan yang justru membuat semua rencana itu runtuh hingga kini
wanita......
aku dulu pernah bertanya apakah kau bahagia.....
bahagia tanpa selimut kaca yang membuat seolah aku dekat padahal tak pernah ada
tak pernah ada dalam setiap ucap engkau berdoa
bukan wujud yang kau ingini setiap engkau bermimpi
yang setelah ribuan malam akhirnya waktu mengijinkan aku untuk mengetahui
wanita.......
waktu berubah sudah
semua resah kini telah bertransformasi menjadi pasrah
semua amarah telah berevolusi menjadi rasa bersalah
aku sendiri......yang telah menimbun jujur itu sekian waktu
hingga ia terlalu menggunung dan runtuh tepat di hadapanku
tepat saat kuputuskan aku akan selalu menghitung bintang untukmu
yang aku tahu.... tak pernah aku akan tahu berapa banyak itu
hingga aku punya jawaban jika kamu tanya sebesar apa perasaan itu untukmu
yang akan kujawab sebanyak bintang....yang tak kutemukan jumlahnya hingga kuhitung berulang-ulang
wanita........
hari ini saat paling lantang jujur itu berkumandang
aku rindu......rindu yang tulus untukmu
karena rindu ini tak menuntut kamu untuk tahu.....
tak memintamu untuk meredakan dengan hadirmu di pelupuk mataku
rindu itu hanya meminta ruang untuk menunjukkan padaku dia ada
genggam tangan ini akhirnya terlepas dengan senyuman untuk pertama kalinya.......
genggam yang dulu pernah menentang dan mengekang.....
hingga kau tak pernah bisa menunjukkan kemana sebenarnya engkau ingin terbang
wanita......
lembar puisi ini ternyata bukan untukmu
kata-kata dan semua pinta itu ternyata hanya untukku
karena hati ini sungguh tak pernah tersentuh olehmu sama sekali
jika memang harus ada yang terharu......
itu adalah hatiku
yang tak pernah merasa bahwa puisi itu telah begitu setia bertahun menemaniku
yang akhirnya kutitipkan pada bumi yang akan menerbangkannya kemanapun ia pergi
kata-kata cinta yang tertulis disana sesungguhnya hanya pertanda......
bahwa kehilangan seperti saat ini akan tiba
entah karenamu atau tidak, ia tercipta....
atau karena diriku sendiri yang telah memberikan ruang kosong untuk ia ada
terima kasih wanita.......
karena sampai saat ini kau tak pernah menuntut tahu apakah puisi itu pernah ada
hingga aku bisa berkata bahwa rindu itu ada semata karena kehilanganmu
bukan karena kata-kata pujangga yang tak sempat kuberikan sejak hari itu.

0 comments:

Post a Comment

 
Copyright (c) 2010 karma sang fajar. Design by Wordpress Themes.

Themes Lovers, Download Blogger Templates And Blogger Templates.